Prolog : 『Re:Start』

(Penerjemah : Anickme)


…Kegelapan. Semuanya gelap gulita.

Dilemparkan ke dunia ini, dia kehilangan rasa tujuannya saat dia merasa seperti sedang hanyut di dalam air.

Dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Dia tidak bisa merasakan anggota tubuhnya. Dia bahkan tidak bisa mempercayai mata atau telinganya masih berfungsi.

Kesadarannya menjadi samar. Pikirannya kabur, seolah-olah mereka tumpah keluar dari otaknya.

Dimana aku? Siapa aku? Apa yang terjadi sehingga menyebabkan ini? Hanya mereka satu-satunya pertanyaan yang muncul saat dia hanyut dan berayun di dalam kegelapan.

“─Aku mencintaimu.”

Bahkan dalam kegelapan ini, hatinya merasakan suara yang kuat.

Mendebarkan gendang telinganya yang tidak ada. Mendenyutkan hatinya yang tidak seharusnya ada. Bahkan menyentuh jiwanya, yang dia tidak yakin dengan keberadaannya.

Suara itu mengulurkan tangan kepadanya secara langsung. hatinya tersapu oleh emosi yang gila, dan berduka.

Kedengarannya sangat rapuh, menyayat hati, dan penuh dengan kesepian yang tak tertahankan.

Kasih sayangnya, sangat menyengat ke dalam jiwanya, tampaknya telah membuatnya aneh.



Seandainya aku tangan, aku akan menyentuh pemilik suara itu. 

Seandainya aku mulut, aku akan memanggil nama pemilik suara itu. 
Seandainya aku lengan, aku ingin telah memegang pemilik suara itu. 
Seandainya aku kaki, aku akan bergegas ke sisi pemilik suara itu. 
Seandainya aku tubuh, aku akan bertekad untuk tidak pernah meninggalkan pemilik suara itu sendirian.



Semua itu tidak bisa terwujud. Dia kekurangan tangan, mulut, lengan, kaki, atau tubuh untuk melakukan hal-hal tersebut.

Perasaan yang sama ... Tidak, itu bahkan lebih bergairah.

Ketika dipelihara, emosi-emosi itu tumbuh beberapa kali lebih kuat, cintanya, segera menjadi dosa.


... “Sloth,” karena tidak dapat menghapus air mata kesedihannya.
... “Lust,” karena ingin bertemu dan menjadi satu dengan yang lain.
... “Gluttony,” karena ingin mengambil dan memiliki segalanya.
... “Greed,” karena mencari cinta, meminta hal itu, dan mengambil semuanya.
... “Wrath,” terhadap ketidakmasukakalan dan kemustahilan melarangnya.
... “Pride,” membenci semua orang dan segala sesuatu kecuali untuk gadis itu.
... “Envy,” hanya ingin di dunia yang mengelilingi gadis itu.


Menyadari hal itu, dia melimpahkan dunia yang ditutupi dalam kegelapan dengan emosi. Itu penuh dengan cinta.

Tiba-tiba, ruang yang seharusnya tidak ada, berubah─ waktu, yang tidak dapat diubah, telah kembali.

Dia akhirnya paham. Dia mengerti bahwa itu akan mulai lagi.

Cahaya muncul di ujung kegelapan, dan jika dia berjalan ke arahnya, dunia akan mulai sekali lagi.

“─Aku mencintaimu.”

Belakangi suara itu, dan berjalanlah. Aku ingin berbalik, tapi aku tidak seharusnya berbalik.

... Tapi suatu hari nanti, aku pasti akan mengenggam tangan itu.

“─Aku mencintaimu.”

Natsuki Subaru terus berjalan sampai ke ujung sementara suara penuh kasih terus memanggilnya.

full-width